Independent Learning Community

Tidak mudah memperjuangkan hak pendidikan bagi kelompok berkebutuhan khusus, seperti korban penyalahgunaan Napza dan HIV/AIDS, juga anak-anak jalanan, banyak hal yang harus dipikirkan, banyak hal yang harus dipersiapkan, dan banyak hal juga yang harus dilakukan.. kesabaran memang kunci utama untuk hal itu. Kelompok Belajar Sebaya (KBS) NYATA misalnya, dalam usia satu setengah tahun, belaum mampu mengkoordinasikan kebutuhan belajar anak bangsa yang memiliki kebutuhan sosial khusus, karena warga belajar KBS NYATA adalah rekan-rekan yang memiliki catatan penyalahgunaan Napza yang sebagian sudah terinfeksi HIV/AIDS.

dalam pendidikan tentu saja kita tidak dapat memandang mereka dengan sebelah mata, walaupun mereka penyalahguna Napza, atau terinfeksi HIV/AIDS, mereka tetap warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan. meskipn sekolah atau sistem pendidikan Formal tidak mengijinkan mereka ada dalam lingkungan pendidikan formal, tetapi kita masih memiliki sistem pendidikan lain, yaitu pendidikan Nonformal, yang secara konseptualitas dan aktualitas akan mampu mengakomodir kebutuhan mereka. ijazah yang diakui, keterampilan hidup yang memberdayakan, dan pengetahuan atika yang akan berguna bagi kehidupan mereka. tidak hanya aspek kognitif layaknya pendidikan formal, aspek afektifdan psikomotorik juga di kembangkan secara signifikan di KBS NYATA. banyak hal yang perlu di sampaikan terkait hak pendidikan kelompok berkebutuhan khusus ini, bukan saja berbicara mengenai attitude yang berbeda, tetapi secara implisit juga harus menilik aspek behavior yang tidak sama dengan manusia pada umumnya.

tidak muluk-muluk setiap warga belajar KBS NYATA harus lulus mengikuti UNPK, tetapi perubahan sikap yang kecil pun menjadi satu indikator keberhasil pendidikan Nonformal yang dijalankan oleh KBS NYATA. warga belajar diberikan jadwal menurut kesanggupan masing-masing, dan kemudian mereka harus bertanggung jawab dengan jadwal tersebut karena mereka sendiri yang telah menentukannya. setiap aturan yang berlaku di dalam kelompok dibentuk berdasarkan kesepakatan warga belajar tanpa campur tangan tutor. jadi setiap individu di tuntut untuk konsisten pada apa yang mereka setujui. secara singkat warga belajar sudah memahami bagaimana mereka harus bersikap pada setiap hal yang mengandung konsekwensi.

warga belajar diberikan mata pelajaran UNPK dan tambahan Life Skill yang sesuai dengan minat masing-masing, dinataranya adalah Konveksi, otomotif, Design Grafis dan Life Style, yang berhubungan dengan musik, tatoo serta Grafity. mereka memiliki kemampuan dasar yang memang sangat berhubungan sekali dengan gaya hidup mereka, yang nota bene anak underground dengan aksesories tatoo, pierching, rambut mohawk ala punk, samapai rambut gimbal ala rasta…

ternyata tidak sedikit dari mereka yang sudah lama menginginkan pendidikan, tetapi belum terakomodir oleh sistem pendidikan formal yang terbatas, dari 120 wrga belajar KBS NYATA, 35 orang adalah warga belajar pendidikan kesetaraan paket B, 50 orang warga belajar pendidikan kesetaraan paket C dan sissanya merupakan warga belajar life skill yang sebelumnya memang telah berlatar belakang pendidikan SMA.

LIHATLAH WAHAI DUNIA .. DISINI MASIH ADA PUTIH DALAM HITAMNYA ANAK BANGSA…

MASIH ADA KEBUTUHAN PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MEREKA YANG DIDISKRIMINASI

6 Komentar »

  1. S2 PLS 2008 Said:

    ZIIIIIIPPPPPPPPP AHHHHHH

  2. anwar Said:

    wah nembe terang gening….dahsyat bu fanny ternyata social worker.nyambung banget sama lembaga rehab di tempatku.kapan2 dateng ateuh ka inabah…kite sharing segala hal…

  3. budi Said:

    great….full action…

  4. iik iklimah Said:

    keren bgt
    i like it
    i love all

  5. iik iklimah Said:

    my sister i love your activities
    it’s very interesting. how great you are
    i wanna like u my beloved sister

  6. kiri merah Said:

    perjuangan yang hebat, bu! two tumb up!


{ RSS feed for comments on this post} · { TrackBack URI }

Tinggalkan komentar